BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada zaman sekarang ini, ada banyak pemuda Indonesia yang masih tidak tahu dengan apa yang akan dilakukannya. Kebanyakan dari mereka hanya bertujuan untuk menyelesaikan study nya tanpa
memikirkan apa yang akan mereka lakukan setelah lulus. Dengan banyaknya peluang yang ada di kehidupan sehari-hari, jika kita dapat lebih peka
terhadap peluang yang ada maka kita pasti sudah dapat memikirkan mengenai apa yang
akan kita
lakukan dan kerjakan bahkan sebelum kita
lulus. Kita dapat menemui banyak sekali peluang. Salah satunya adalah
peluang untuk membuka usaha.
Dalam membuka usaha, seseorang
harus lebih peka terhadap peluang yang ada
disekitar. Dan untuk membangun suatu usaha memang
harus didahului dengan taktik dan
strategi. Membuat usaha yang
besar tidak selalu membutuhkan modal yang besar. Mengawalinya dengan modal
kecil sebuah usaha bisa tumbuh
menjadi besar. Perencanaan yang tidak dibarengi dengan realisasi adalah suatu omong
kosong, seseorang
baru dapat disebut sebagai seorang wirausahawan jika ia telah mampu merealisasikan perencanaan usahanya dengan baik.
Selain peluang, untuk membuka
suatu usaha akan lebih baik jika diawali dengan
passion yang kita tanamkan pada dalam diri kita sendiri. Dengan passion yang
kuat maka kita akan terus mencoba usaha yang akan kita buat dengan semangat dan tekad yang
kuat. Semangat dan tekad untuk memulai usaha juga merupakan hal yang diperlukan oleh
seorang wirausahawan agar
usahanya tersebut dapat terwujud. Keterbatasan wawasan dan pengalaman usaha
seringkali membuat wirausahawan jatuh ke dalam beberapa
kekeliruan yang berdampak
pada semangat
dan kemauannya untuk berwirausaha.
Beberapa kekeliruan tersebut diantaranya adalah anggapan bahwa
rencana yang
bagus otomatis akan menghasilkan kenyataan yang bagus, anggapan bahwa kalaupun ada
yang tak sesuai rencana semua akan berubah dengan sendirinya ke arah seperti yang dibayangkan, dan anggapan bahwa kegagalan berarti realitas memang tak mungkin untuk
ditaklukan. Pentingnya sebuah strategi sebelum
memulai
usaha
agar seorang
wirausahawan tidak mengalami hambatan disaat menjalankan usahanya.
Jika seorang wirausaha telah jatuh pada kekeliruan-kekeliruan tersebut,tentunya
semangat dan kemauannya dalam berwirausaha akan menjadi menurun. Untuk mencegah
jatuhnya seorang wirausahawan ke dalam kekeliruan-kekeliruan tersebut, maka kami menulis makalah kewirausahaan yang
berjudul “Strategi dalam Memulai Usaha”. Dalam makalah
ini akan dipaparkan mengenai strategi dan tantangan dalam memulai
usaha, paparan tentang
strategi benar yang harus dilakukan dalam memulai usaha, serta cara
membuat checklist
kesiapan
yang harus disiapkan dalam
memulai
usaha. Semoga makalah ini bermanfaat bagi banyak orang, khusunya bagi anda yang hendak memulai
usaha.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang
makalah diatas, adapun rumusan masalah yang akan dibahas
dalam makalah ini yaitu sebagai
berikut :
1.2.1.
Apa sajakah tantangan dan strategi
dalam
memulai usaha ?
1.2.2.
Bagaimanakah strategi yang benar dalam memulai usaha ?
1.2.3.
Bagaimanakah cara membuat
checklist kesiapan
memulai usaha ?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan
penulisan makalah
ini yaitu
sebagai
berikut :
1.3.1.
Dapat
menentukan tantangan
dan strategi
dalam memulai usaha.
1.3.2.
Dapat
memaparkan
strategi yang benar dalam
memulai
usaha.
1.3.3.
Dapat
membuat
checklist
kesiapan memulai usaha.
1.3 Manfaat Penulisan
Adapun manfaat yang diharapkan dalam penyusunan
makalah ini adalah :
1.3.1
Bagi penulis: pembuatan makalah
ini
dapat
menambah
pengalaman
dalam
bidang berwirausaha serta dapat memperoleh pengetahuan tentang
strategi
dalam memulai usaha yang baik dan benar.
1.3.2
Bagi pembaca dapat menambah ilmu dan wawasan mengenai strategi dalam memulai usaha, yang nantinya dapat
dijadikan pedoman dalam
berwirausaha.
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Tantangan dan Strategi dalam
Memulai Usaha
Memulai usaha bukanlah perkara yang
mudah, sebab menjalankan suatu usaha tak
semudah apa yang
dibayangkan pada saat penyusunan rencana usaha. Ketidakmudahan dan ketidaksesuaian apa yang direncanakan dengan realita sesungguhnya disebabkan karena adanya tantangan-tantangan yang akan datang menghampiri
silih berganti.
Tantangan memiliki pengertian sebagai suatu hal atau objek
yang yang
menggugah kemampuan untuk melakukan usaha
lebih giat lagi. Dalam konteks kewirausahaan, tantangan dalam memulai
usaha memiliki pengertian sebagai suatu hal
yang menjadi
penghambat
dalam berwirausaha. Tantangan
akan menggugah
kemampuan seorang
wirausahawan dalam melakukan usaha yang lebih giat lagi untuk mengatasi
hambatan (tantangan) tersebut.
Sebagai seorang
wirausahawan sejati, maka ia perlu menyusun strategi atau kiat-
kiat khusus
untuk
menghadapi
tantangan
dalam
memulai
usaha
yang digelutinya. Strategi dalam memulai usaha
mutlak disusun oleh seorang wirausahawan jika
ia ingin usahanya tetap berjalan lancar sesuai dengan apa yang diharapkan serta mampu berkembang di dalam persaingan pasar yang bebas.
Adapun tantangan
dalam memulai usaha
diantaranya yaitu
:
a) kenyataan tak selalu indah seperti apa yang dibayangkan (rancangan yang bagus belum tentu
menghasilkan kenyataan yang
bagus
pula)
b) ketatnya persaingan pasar
c) banyaknya hal
tak
terduga yang datang tiba-tiba.
Untuk menghadapi
tantangan
tersebut,
maka
strategi yang dapat
ditempuh
seorang wirausaha diantaranya yaitu
:
a)
memulai usaha dari dan dengan
asumsi yang benar b)
mengutamakan kepuasan konsumen
c) membuat
checklist kesiapan memulai usaha.
Memulai usaha itu penuh dengan tantangan dan rintangan. Strategi yang
telah dipaparkan diatas perlu kiranya
di
laksanakan
oleh
seorang
wirausahawan dalam
menghadapi tantangan tersebut. Seorang
wirausahawan harus mampu bertahan ditengah
badai tantangan tersebut, sebab ketika ia tak mampu bertahan didalam
badai tantangan,
segala
perencanaan
usaha yang telah
matang akan menjadi sia
– sia semuanya.
2.2. Strategi
yang Benar dalam Memulai Usaha
Kebanyakan orang
ketika memulai suatu usaha itu tanpa persiapan atau strategi yang benar sehingga usaha yang
dibangunnya rentan mengalami kegagalan. Agar usaha
yang akan kita mulai tidak mengalami kegagalan, maka diperlukan
sebuah persiapan
atau strategi yang benar. Adapun strategi yang harus
dilakukan seorang wirausaha yaitu : a. Memulai usaha dengan asumsi
yang benar
Salah satu alasan mengapa ada banyak pengusaha papan atas yang berhasil
merintis usahanya dari nol yang
berasal dari kalangan dengan tingkat pendidikan di
bawah perguruan tinggi dibandingkan dengan yang berasal dari kalangan sarjana atau
mahasiswa ialah karna mereka ini lebih seimbang dalam memetakkan impian dan
kenyataan. Mereka ini lebih mampu menari secara lincah di antara
kedua wilayah ini.
Sementara kebanyakan sarjana atau mahasiswa lebih terpaku di dunia impiannya, dan kurang begitu menjejakkan
kaki di dalam
kenyataan. Hal
ini
berakibat pada
rendahnya
kemampuan menganalisa kenyataan dan mengantisipasinya sehingga memiliki konsekuensi mudah kaget dengan kenyataan ketika kenyataan itu jauh berbeda dari apa yang dibayangkannya. Dari uraian tersebut,
maka bisa dilihat bahwa
musuh terbesar dari seorang wirausahawan saat memulai usahanya justru adalah dirinya sendiri
atau lebih tepatnya anggapan-anggapan yang dianutnya sendiri.
Sangat penting
untuk memulai usaha dari dan dengan langkah - langkah yang
benar. Namun untuk sampai ke langkah yang
benar, haruslah dimulai dari anggapan yang
benar. Berikut adalah anggapan-anggapan yang penting untuk dianut saat
memulai usaha:
1. Rencana usaha merupakan dokumen
yang berfungsi sebagai pemberi arah panduan untuk mencapai
apa
yang dituju dan
bukan merupakan
dokumen ramalan mengenai apa yang
akan dialami. Karena itu, rencana usaha harus diperlakukan sebagai alat bantu dalam
menghadapi realitas, dan
bukannya sebagai
potret
dari
realitas.
2. Biasakan mengembangkan optimisme
berdasarkan observasi yang teliti
terhadap realitas konkret dan bukan berdasarkan harapan semata. Harapan yang
tidak didasarkan pada landasan empiris sama sekali tak
bisa disebut sebagai
harapan, namun lebih sebagai lamunan. Optimisme harus selalu didasarkan pada realisme.
3. Maknai saat memulai usaha sebagai saat untuk menguji atau mengetes rencana
usaha. Jangan-terlalu kecewa
jika
rencana usaha tak berjalan -
sesuai dengan yang
diinginkan karena kegagalan justru merupakan sumber belajar yang
berharga dan sekaligus menjadi sumber penyempurnaan yang paling efektif terhadap rencana usaha.
Inti dari anggapan
yang benar ialah
anggapan bahwa
keberhasilan
datang seiring
dengan pilihan sikap dan tindakan yang
diambil, bukan sesuatu yang
datang dengan sendirinya hanya karena memiliki rencana usaha yang bagus.
b. Mengutamakan kepuasan konsumen
Produk atau jasa yang berkualitas mempunyai peranan penting untuk
membentuk kepuasan konsumen. Semakin berkualitas
produk atau jasa yang diberikan, maka kepuasan yang dirasakan oleh konsumen semakin tinggi. Bila
kepuasan konsumen semakin tinggi, maka
konsumen tersebut akan terus membeli
produk atau jasa serta tidak menutup
kemungkinan konsumen tersebut akan mempromosikan produk atau jasa kita sehingga
dapat menimbulkan keuntungan bagi
usaha yang kita bangun. Demikian pula sebaliknya jika tanpa kepuasan konsumen, dapat mengakibatkan
konsumen pindah pada produk yang lain.
c. Membuat checklist
kesiapan memulai usaha
Membuat checklist kesiapan memulai
usaha merupakan salah satu strategi
yang paling penting
dilakukan karena perjalanan usaha yang dilakukan tanpa persiapan akan meningkatkan resiko kegagalan usaha. Checklist ini
terdiri dari persiapan produk, persiapan pemasaran, persiapan kelembagaan, persiapan
permodalan, persiapan perencanaan keuangan. Oleh karena itu checklist ini berfungsi
untuk mengecek persiapan ketika ingin memulai usaha
sehingga dapat meningkatkan peluang keberhasilan usaha sekaligus
pengeleminasian
resiko kegagalan
usaha.
2.3. Membuat Checklist Kesiapan Memulai Usaha
Ketika penyusunan rencana usaha telah selesai, anda ibarat kapten kapal yang sudah siap berangkat berlayar
menuju pulau harapan. Sebagaimana halnya
dengan setiap
aktivitas perjalanan panjang dan jauh, langkah paling penting yang wajib dilakukan ialah mengecek perbekalan dan peralatan yang dibutuhkan agar tidak ada yang terlewatkan atau tertinggal sehingga perjalanan panjang itu dapat dilalui dengan berhasil. Satu hal saja
terlewatkan bisa membuat perjalanan kita rnundur kembali
ke belakang karena harus
mengambil hal yang tertinggal itu, dan itu artinya pemborosan energi dan sumber daya.
Memiliki checklist yang membantu kita untuk mengecek apakah seluruh hal yang
dibutuhkan sudah tersedia seperti yang diharapkan merupakan suatu hal yang sangat
berharga. Semakin lengkap checklist itu memuat seluruh hal yang dibutuhkan bagi kelancaran perjalanan, semakin bagus jadinya. Dengan checklist, keterlewatan poin - poin tertentu
bisa
diminimalisir.
Berikut adalah contoh checklist yang
bisa anda gunakan untuk mengecek kesiapan anda untuk memulai usaha anda sendiri.
Tabel
16.1. Checklist kesiapan memulai usaha
No
|
Kesiapan memulai usaha
|
YA
|
TIDAK
|
1
|
Sudahkah Anda
memutuskan produk
atau jasa apa yang
akan Anda
jual?
|
||
2
|
Apakah Anda tahu siapa yang akan menjadi konsumen
Anda?
|
||
3
|
Apakah Anda sudah
bertanya kepada calon
konsumen
apa
pendapat mereka mengenai toko,
produk atau jasa yang Anda
usulkan?
|
||
4
|
Apakah Anda tahu siapa yang akan menjadi pesaing
Anda?
|
||
5
|
Apakah Anda tahu berapa harga yang diberikan
oleh
pesaing
Anda?
|
||
6
|
Apakah Anda sudah
memutuskan berapa harga yang
akan Anda
berikan?
|
||
7
|
Apakah anda telah menemukan lokasi untuk bisnis
Anda?
|
8
|
Apakah Anda telah
memutuskan distribusi yang seperti
apa yang
akan Anda gunakan?
|
||
9
|
Apakah Anda telah
memutuskan promosi macam apa
yang akan Anda gunakan?
|
||
10
|
Apakah Anda
tahu berapa besar biaya yang
akan
dikeluarkan
untuk promosi Anda?
|
||
11
|
Sudahkah Anda
memutuskan bentuk
badan hukum yang
akan dimiliki bisni Anda?
|
||
12
|
Sudahkah Anda
memutuskan staf yang akan dibutuhkan
bisnis Anda?
|
||
13
|
Apakah Anda mengetahui semua
persyaratan
hukum
untuk
bisnis Anda?
|
||
14
|
Apakah Anda telah
memutuskan asuransi apa yang akan
dibutuhkan
bisnis Anda?
|
||
15
|
Tahukah Anda berapa besar biaya yang akan
dihabiskan
untuk
asuransi?
|
||
16
|
Apakah Anda telah
menghitung berapa besar modal awal
yang dibutuhkan untuk memulai usaha Anda?
|
||
17
|
Sudahkah Anda
mengumpulkan uang semua
modal awal
yang dibutuhkan?
|
||
18
|
Sudahkah Anda
membuat Rencana
Penjualan dan Biaya?
|
||
19
|
Apakah Rencana Penjualan
dan Biaya Anda
menunjukkan laba
untuk tahun pertama
dalam
bisnis?
|
||
20
|
Apakah Anda telah
membuat Rencana Arus
Kas?
|
||
21
|
Apakah Rencana Arus Kas menunjukkan bahwa Anda
tidak
akan kehabisan
uang dalam enam
bulan pertama?
|
||
22
|
Apakah Anda telah
menemukan
bantuan apa yang
dapat
diperoleh dari organisasi pemerintahan dan
non- pemerintah?
|
Jika anda telah selesai mengisi table diatas, sekarang hitung berapa banyak jawaban
‘Ya’ dari pengisian
table. Sebagai patokan,
berikut
interpretasinya.
Tabel 16.2. Patokan Interpretasi kesiapan usaha
‘YA’
|
Interpretasi Kesiapan Usaha
|
22
|
Anda sangat siap dan
dapat terus memulai bisnis
Anda.
|
11-21
|
Anda harus kembali ke pertanyaan-pertanyaan
dimana Anda menjawab tidak
dan mengerjakan
aspek-aspek tersebut
sampai Anda dapat menjawab Ya
dengan jujur ke
semua
pertanyaan.
|
0-10
|
Akan menjadi sangat beresiko untuk
memulai bisnis Anda.
Anda harus
kembali dan mulai dari awal menyusun
rencana. Mungkin
anda perlu mengubah
gagasan bisnis Anda.
|
Sumber. Anonymous. 2008. Mulai Bisnis Anda: Petunjuk. Edisi revisi. Jakarta: ILO
(dengan
sedikit adaptasi)
Sebagaimana sebuah perjalanan jauh yang
dijalani tanpa persiapan yang memadai seringkali lebih banyak menimbulkan kesulitan yang tak perlu dan menguras energi
sehingga dapat meningkatkan resiko kegagalan mencapai tujuan akhir perjalanan, demikian pula perjalanan
usaha
yang dilakukan tanpa persiapan
akan
meningkatkan resiko kegagalan
usaha. Membuat dan memanfaatkan
checklist persiapan usaha
merupakan aktivitas yang tidak terlalu membutuhkan sumber daya yang besar, namun
bernilai sangat besar bagi peningkatan peluang
keberhasilan usaha sekaligus bagi
pengeliminasian
resiko kegagalan usaha.
Jika kita
simak tabel checklist di atas, maka kita
bisa kelompokkan daftar
pertanyaan di dalam checklist di atas ke dalam 5 kelompok pertanyaan pengecekan, yaitu
pertanyaan-pertanyaan yang ditujukan untuk mengecek
:
1. Persiapan Produk (pertanyaan 1)
Produk, entah itu barang
maupun jasa, merupakan jantung dari usaha. Oleh
karen itu tak masuk akal jika
membuka usaha tanpa memiliki produk apapun yang
ditawarkan, lantas apa yang membuat orang lain mau menyerahkan uangnya kepada anda secara
sukarela? Pengertian produk di sini jelas bukan hanya terbatas pada nama
produk saja, namun produk
dengan rincian
spesifikasi seperti apa yang sudah anda
persiapkan untuk ditawarkan kepada calon
pelanggan.
Detil teknis ini sangat panting
karena pertanyaan kesiapan
itu bukanlah pertanyaan yang
bersifat abstrak atau umum, namun pertanyaan yang bersifat konkret. Misalkan saja ketika seorang pembalap menanyakan kesiapan kendaraannya kepada
petugas mekaniknya, jawaban yang diminta oleh sang pembalap, adalah jawaban yang
bersifat konkret bahwa mobilnya memang siap 100% secara kongkret, dan bukan "kira - kira 50% siap". Pertanyaan yang diajukan oleh sang pembalap, adalah
pertanyaan yang harus dijawab oleh sang mekanik dengan segenap pengetahuannya yang detail mengenai kondisi mobil balap.
Tak
ada hal kecil yang terlewatkan
saat
menjawab "Ya, kondisi mobil 100% siap". Hal yang
sama juga berlaku untuk pertanyaan
mengenai persiapan
produk. Saat memberikan
jawaban terhadap pertanyaan tersebut, jawaban yang diberikan haruslah dilatarbelakangi oleh pengetahuan yang
detil mengenai spesifikasi dari produk barang atau jasa yang
ditawarkan.
2. Persiapan Pemasaran (pertanyaan
2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10)
Sebuah usaha memproduksi barang atau jasa
bukan untuk dikonsumsi sendiri, namun untuk mendapatkan pendapatan. Muara dari setiap usaha adalah aktivitas pembelian
oleh konsumen. Di sinilah sumber
kemakmuran sebuah
usaha terletak.
Pemasaran merupakan usaha bagaimana semakin mendorong terciptanya kenaikan yang terus-menerus di dalam aktivitas pembelian
oleh pelanggan. Mengecek persiapan pemasaran merupakan hal vital bagi usaha
karena pemasaran merupakan aktivitas kunci untuk mendapatkan kemakmuran yang
sebesar-besarnya.
Jika hal ini terlewatkan, maka ada bahaya bahwa barang yang diproduksi akan menumpuk di
gudang atau jasa yang
ditawarkan sepi klien sehingga kemakmuran usaha tak akan
tercapai.
Pada intinya, pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan berkaitan dengan kesiapan usaha
anda untuk bersaing
dengan pesaing-pesaing
usaha untuk merebut preferensi konsumen atau calon konsumen. Kesiapan yang ditanyakan meliputi sejauh mana
anda telah mengenal konsumen atau calon konsumen
anda dan persepsinya terhadap
barang atau jasa
yang anda
tawarkan
jika dibandingkan dengan pesaing anda, misalkan saja
bagaimana perbandingan antara harga
produk milik pesaing dan milik anda. Seluruh pertanyaan pengecekan persiapan pemasaran itu harus
dijawab dengan
berlatarbelakang
kesadaran bahwa pertanyaan-pertanyaan itu sesungguhnya lebih ditujukan untuk mengetahui seberapa siap anda untuk bersaing
memperebutkan pelanggan dan calon
pelanggan
di pasar.
3. Persiapan Kelembagaan (11, 12, 13)
Persiapan
kelembagaan berhubungan dengan status badan hukum
usaha, dengan sumber daya manusia, serta dengan peraturan hukum yang
berlaku di dalam
bidang usaha yang
dijalani. Tujuan dari pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan ialah untuk mengetahui
seberapa kokoh fondasi
kelembagaan
usaha yang anda
akan
bangun. Pengertian kokoh di sini ialah ketangguhan organisasi
di dalam menghadapi
berbagai terpaan persoalan yang tidak berhubungan dengan persaingan usaha, namun dengan hal-hal eksternal
dan internal yang bisa
meruntuhkan organisasi.
Pertanyaan mengenai status badan hukum diajukan
untuk mengetahui jalur
pilihan badan hukum apa yang dijalani oleh organisasi
usaha. Pertanyaan mengenai
staf berhubungan
dengan
siapa
yang akan dijadikan sebagai
bagian
intern
dari kekuatan organisasi. Pertanyaan mengenai peraturan hukum yang
mengatur bidang
usaha terkait dengan batas-batas apa yang
boleh
dan tak boleh dilakukan oleh organisasi usaha. Contoh kecil dari keharusan
mengetahui peraturan hukum
ini ialah ketika seorang wirausahawan ingin membuka usaha camilan, agar di kemudian hari
camilannya
tidak diklaim sebagai camilan yang tidak jelas kualitas dan keamanan produknya, maka sang wirausahawan harus mengetahui peraturan hukum yang terkait
dengan penetapan kualitas dan keamanan produk makanan beserta seluk-beluk cara
untuk mendapatkan label pengakuan sebagai makanan yang jempolan
kualitas dan
keamanan produknya.
4. Persiapan Permodalan (16, 17, 22)
Setiap usaha selalu membutuhkan modal, dengan modal tersebut maka roda usaha
bisa berputar dan
pemasukan
bisa diperoleh. Ketiga pertanyaan pada tabel kesiapan memulai usaha
bertujuan untuk mengetahui bagaimana persiapan untuk menciptakan kontinuitas
ketersediaan modal.
5. Persiapan Perencanaan Keuangan (14,
15, 18, 19, 20, 21)
Setelah persiapan kontinuitas modal diketahui, maka langkah terakhir ialah mengetahui seberapa siap anda untuk mengelola keuangan usaha dengan rapi dan
teliti. Di sini lagi-lagi
kontinuitas yang ditekankan. Ditambah juga dengan aspek
kesiapan tindakan preventif terhadap setiap resiko musibah tak terduga seperti
kebakaran, bencana alam dan
sebagainya.
BAB
III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah
ini, yaitu :
1. Memulai usaha penuh dengan tantangan, diataranya yaitu kenyataan tak selalu
indah seperti apa yang dibayangkan (rancangan yang bagus belum tentu menghasilkan kenyataan yang bagus pula), ketatnya persaingan pasar,
dan banyaknya hal tak terduga yang datang tiba-tiba. Untuk menghadapi tantangan
tersebut maka diperlukan strategi yang benar.
2. Agar
usaha yang
akan
kita mulai tidak mudah mengalami
kegagalan maka diperlukan strategi yang benar dalam memulai usaha. Adapun strategi yang
harus dilakukan yaitu memulai usaha dari dan dengan asumsi yang
benar, mengutamakan
kepuasan konsumen dan yang
paling penting yaitu membuat checklist kesiapan
memulai usaha. Dengan melaksanakan strategi tersebut usaha yang
kita
bangun tidak
akan
mudah mengalami kebangkrutan
atau kegagalan.
3. Pembuatan checklist kesiapan memulai usaha bertujuan untuk mengecek semua hal yang
diperlukan untuk memulai sebuah
usaha, sehingga pembuatan checklist
ini merupakan hal vital yang sangat penting
dilakukan bagi seseorang yang baru akan memulai sebuah usaha. Checklist kesiapan usaha
memiliki peran besar
bagi
peningkatan peluang keberhasilan usaha sekaligus bagi pengeliminasian resiko kegagalan usaha. Di dalam membuat checklist kesiapan memulai usaha ada
5 hal
yang harus dicek secara
umum, yaitu : Persiapan
produk, Persiapan pemasaran, Persiapan kelembagaan, Persiapan permodalan,
Persiapan perencanaan
keuangan.
3.2.Saran
Adapun saran yang dapat penyusun sampaikan adalah
dalam memulai
usaha seorang wirausahawan baru
haruslah menerapkan strategi
–
strategi yang benar dan
membuat checklist kesiapan memulai usaha
untuk menghadapi berbagai macam tantangan tak terduga yang akan dihadapi setelah terjun ke dalam usaha tersebut. Jika seorang wirausahawan telah mampu
menerapkan strategi yang telah dipaparkan dan membuat checklist kesiapan memulai
usaha dengan
benar, niscaya usaha yang ia jalankan dapat berjalan sesuai
rencana dan mampu berkembang di
dalam persaingan global.
DAFTAR PUSTAKA
Mubarok, Mufti. 2013. Manajemen Praktis Kewirausahaan. Jakarta: Indomedia
Anonymous. 2008. Mulai Bisnis Anda: Petunjuk. Edisi
revisi. Jakarta: ILO (dengan
sedikit adaptasi)
No comments:
Post a Comment