Sunday, June 11, 2017

kewirausahaan strategi dalam memulai usaha




BAB I PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang

Pada zaman sekarang ini, ada banyak pemuda Indonesia yang masih tidak tahu dengan apa yang akan dilakukannya. Kebanyakan dari mereka hanya bertujuan untuk menyelesaikan study nya tanpa memikirkan apa yang akan mereka lakukan setelah lulus. Dengan banyaknya peluang yang ada di kehidupan sehari-hari, jika kita dapat lebih peka terhadap peluang yang ada maka kita pasti sudah dapat memikirkan mengenai apa yang akan kita lakukan dan kerjakan bahkan sebelum kita lulus. Kita dapat menemui banyak sekali peluang. Salah satunya adalah peluang untuk membuka usaha.
Dalam membuka usaha, seseorang harus lebih peka terhadap peluang yang ada disekitar. Dan untuk membangun suatu usaha memang harus didahului dengan taktik dan strategi. Membuat usaha yang besar tidak selalu membutuhkan modal yang besar. Mengawalinya   denga modal   kecil   sebua usaha   bisa   tumbuh   menjadi   besar. Perencanaan yang tidak dibarengi dengan realisasi adalah suatu omong kosong, seseorang baru dapat disebut sebagai seorang wirausahawan jika ia telah mampu merealisasikan perencanaan usahanya dengan baik.
Selain peluang, untuk membuka suatu usaha akan lebih baik jika diawali dengan passion yang kita tanamkan pada dalam diri kita sendiri. Dengan passion yang kuat maka kita akan terus mencoba usaha yang akan kita buat dengan semangat dan tekad yang kuat. Semangat dan tekad untuk memulai usaha juga merupakan hal yang diperlukan oleh seorang wirausahawan agar usahanya tersebut dapat terwujud. Keterbatasan wawasan dan pengalaman usaha seringkali membuat wirausahawan jatuh ke dalam beberapa kekeliruan yang berdampak pada semangat dan kemauannya untuk berwirausaha.
Beberapa kekeliruan tersebut diantaranya adalah anggapan bahwa rencana yang bagus otomatis akan menghasilkan kenyataan yang bagus, anggapan bahwa kalaupun ada yang tak sesuai rencana semua akan berubah dengan sendirinya ke arah seperti yang dibayangkan, dan anggapan bahwa kegagalan berarti realitas memang tak mungkin untuk ditaklukan.   Pentingny sebua strateg sebelum   memulai   usaha   aga seorang wirausahawan tidak mengalami hambatan disaat menjalankan usahanya.
Jika seorang wirausaha telah jatuh pada kekeliruan-kekeliruan tersebut,tentunya semangat dan kemauannya dalam berwirausaha akan menjadi menurun. Untuk mencegah


jatuhnya seorang wirausahawan ke dalam kekeliruan-kekeliruan tersebut, maka kami menulis makalah kewirausahaan yang berjudul “Strategi dalam Memulai Usaha”. Dalam makalah ini akan dipaparkan mengenai strategi dan tantangan dalam memulai usaha, paparan tentang strategi benar yang harus dilakukan dalam memulai usaha, serta cara membuat  checklist  kesiapan  yang  harus  disiapkan  dalam  memulai  usaha.  Semoga makalah ini bermanfaat bagi banyak orang, khusunya bagi anda yang hendak memulai usaha.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang makalah diatas, adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu sebagai berikut :
1.2.1. Apa sajakah tantangan dan strategi dalam memulai usaha ?

1.2.2. Bagaimanakah strategi yang benar dalam memulai usaha ?

1.2.3. Bagaimanakah cara membuat checklist kesiapan memulai usaha ?


1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut :

1.3.1. Dapat menentukan tantangan dan strategi dalam memulai usaha.

1.3.2. Dapat memaparkan strategi yang benar dalam memulai usaha.

1.3.3. Dapat membuat checklist kesiapan memulai usaha.


1.3 Manfaat Penulisan

Adapun manfaat yang diharapkan dalam penyusunan makalah ini adalah :

1.3.1  Bagi  penulis:  pembuatan  makalah  ini  dapat  menambah  pengalaman  dalam bidang berwirausaha serta dapat memperoleh pengetahuan tentang strategi dalam memulai usaha yang baik dan benar.
1.3.2  Bagi pembaca dapat menambah ilmu dan wawasan mengenai strategi dalam memulai usaha, yang nantinya dapat dijadikan pedoman dalam berwirausaha.


BAB II PEMBAHASAN



2.1. Tantangan dan Strategi dalam Memulai Usaha

Memulai usaha bukanlah perkara yang mudah, sebab menjalankan suatu usaha tak semudah apa yang dibayangkan pada saat penyusunan rencana usaha. Ketidakmudahan dan ketidaksesuaian apa yang direncanakan dengan realita sesungguhnya disebabkan karena adanya tantangan-tantangan yang akan datang menghampiri silih berganti.
Tantanga memiliki   pengertian   sebaga suat ha atau   objek   yan yang menggugah kemampuan untuk melakukan usaha lebih giat lagi. Dalam konteks kewirausahaan, tantangan dalam memulai usaha memiliki pengertian sebagai suatu hal yang menjadi penghambat dalam berwirausaha. Tantangan akan menggugah kemampuan seorang wirausahawan dalam melakukan usaha yang lebih giat lagi untuk mengatasi hambatan (tantangan) tersebut.
Sebagai seorang wirausahawan sejati, maka ia perlu menyusun strategi atau kiat- kiat  khusus  untuk  menghadapi  tantangan  dalam  memulai  usaha  yang  digelutinya. Strategi dalam memulai usaha mutlak disusun oleh seorang wirausahawan jika ia ingin usahanya tetap berjalan lancar sesuai dengan apa yang diharapkan serta mampu berkembang di dalam persaingan pasar yang bebas.
Adapun tantangan dalam memulai usaha diantaranya yaitu :

a)     kenyataan tak selalu indah seperti apa yang dibayangkan (rancangayang bagus belum tentu menghasilkan kenyataan yang bagus pula)
b)    ketatnya persaingan pasar

c)    banyaknya hal tak terduga yang datang tiba-tiba.


Untuk  menghadapi  tantangan  tersebut,  maka  strategi  yandapat  ditempuh seorang wirausaha diantaranya yaitu :
a)    memulai usaha dari dan dengan asumsi yang benar b)    mengutamakan kepuasan konsumen
c)    membuat checklist kesiapan memulai usaha.


Memulai usaha itu penuh dengan tantangan dan rintangan. Strategi yang telah dipaparkan  diatas  perlu  kiranya  di  laksanakan  oleh  seorang  wirausahawan  dalam


menghadapi tantangan tersebut. Seorang wirausahawan harus mampu bertahan ditengah badai tantangan tersebut, sebab ketika ia tak mampu bertahan didalam badai tantangan, segala perencanaan usaha yang telah matang akan menjadi sia – sia semuanya.

2.2. Strategi yang Benar dalam Memulai Usaha

Kebanyakan orang ketika memulai suatu usaha itu tanpa persiapan atau strategi yang benar sehingga usaha yang dibangunnya rentan mengalami kegagalan. Agar usaha yang akan kita mulai tidak mengalami kegagalan, maka diperlukan sebuah persiapan atau strategi yang benar. Adapun strategi yang harus dilakukan seorang wirausaha yaitu : a. Memulai usaha dengan asumsi yang benar
Salah satu alasan mengapa ada banyak pengusaha papan atas yang berhasil

merintis usahanya dari nol yang berasal dari kalangan dengan tingkat pendidikan di bawah perguruan tinggi dibandingkan dengan yang berasal dari kalangan sarjana atau mahasiswa ialah karna mereka ini lebih seimbang dalam memetakkan impian dan kenyataan. Mereka ini lebih mampu menari secara lincah di antara kedua wilayah ini. Sementara kebanyakan sarjana atau mahasiswa lebih terpaku di dunia impiannya, dan kurang  begitu  menjejakkan  kaki  di  dalam  kenyataan.  Hal  ini  berakibat  pada rendahnya kemampuan menganalisa kenyataan dan mengantisipasinya sehingga memiliki konsekuensi mudah kaget dengan kenyataan ketika kenyataan itu jauh berbeda dari apa yang dibayangkannya. Dari uraian tersebut, maka bisa dilihat bahwa musuh terbesar dari seorang wirausahawan saat memulai usahanya justru adalah dirinya sendiri atau lebih tepatnya anggapan-anggapan yang dianutnya sendiri.
Sangat penting untuk memulai usaha dari dan dengan langkah - langkah yang benar. Namun untuk sampai ke langkah yang benar, haruslah dimulai dari anggapan yang benar. Berikut adalah anggapan-anggapan yang penting untuk dianut saat memulai usaha:
1. Rencana usaha merupakan dokumen yang berfungsi sebagai pemberi arah panduan untuk mencapai apa yang dituju dan bukan merupakan dokumen ramalan mengenai apa yang akan dialami. Karena itu, rencana usaha harus diperlakukan sebagai alat bantu dalam menghadapi realitas, dan bukannya sebagai potret dari realitas.
2.   Biasaka mengembangka optimisme   berdasarka observasi   yan teliti terhadap realitas konkret dan bukan berdasarkan harapan semata. Harapan yang


tidak didasarkan pada landasan empiris sama sekali tak bisa disebut sebagai harapan, namun lebih sebagai lamunan. Optimisme harus selalu didasarkan pada realisme.
3.   Maknai saat memulai usaha sebagai saat untuk menguji atau mengetes rencana usaha. Jangan-terlalu kecewa jika rencana usaha tak berjalan - sesuai dengan yang diinginkan karena kegagalan justru merupakan sumber belajar yang berharga dan sekaligus menjadi sumber penyempurnaan yang paling efektif terhadap rencana usaha.

Inti  dari  anggapan  yang  benar  ialah  anggapan  bahwa  keberhasilan  datang seiring dengan pilihan sikap dan tindakan yang diambil, bukan sesuatu yang datang dengan sendirinya hanya karena memiliki rencana usaha yang bagus.
b. Mengutamakan kepuasan konsumen

Produk atau jasa yang berkualitas mempunyai peranan penting untuk membentuk kepuasan konsumen. Semakin berkualitas produk atau jasa yang diberikan, mak kepuasan yang dirasakan oleh konsumen semakin tinggi. Bila kepuasan konsumen semakin tinggi, maka konsumen tersebut akan terus membeli produk atau jasa serta tidak menutup kemungkinan konsumen tersebut akan mempromosikan produk atau jasa kita sehingga dapat menimbulkan keuntungan bagi usaha yang kita bangun. Demikian pula sebaliknya jika tanpa kepuasan konsumen, dapat mengakibatkan konsumen pindah pada produk yang lain.

c. Membuat checklist kesiapan memulai usaha

Membuat checklist kesiapan memulai usaha merupakan salah satu strategi yang paling penting dilakukan karena perjalanan usaha yang dilakukan tanpa persiapan akan meningkatkan resiko kegagalan usaha. Checklist ini terdiri dari persiapan produk, persiapan pemasaran, persiapan kelembagaan, persiapan permodalan, persiapan perencanaan keuangan. Oleh karena itu checklist ini berfungsi untuk mengecek persiapan ketika ingin memulai usaha sehingga dapat meningkatkan peluang keberhasilan usaha sekaligus pengeleminasian resiko kegagalan usaha.


2.3. Membuat Checklist Kesiapan Memulai Usaha

Ketika penyusunan rencana usaha telah selesai, anda ibarat kapten kapal yang sudah siap berangkat berlayar menuju pulau harapan. Sebagaimana halnya dengan setiap aktivitas perjalanan panjang dan jauh, langkah paling penting yang wajib dilakukan ialah mengecek perbekalan dan peralatan yang dibutuhkan agar tidak ada yang terlewatkan atau tertinggal sehingga perjalanan panjang itu dapat dilalui dengan berhasil. Satu hal saja terlewatkan bisa membuat perjalanan kita rnundur kembali ke belakang karena harus mengambil hal yang tertinggal itu, dan itu artinya pemborosan energi dan sumber daya. Memiliki checklist yang membantu kita untuk mengecek apakah seluruh hal yang dibutuhkan sudah tersedia seperti yang diharapkan merupakan suatu hal yang sangat berharga. Semakin lengkap checklist itu memuat seluruh hal yang dibutuhkan bagi kelancaran perjalanan, semakin bagus jadinya. Dengan checklist, keterlewatan poin - poin tertentu bisa diminimalisir.
Berikut adalah contoh checklist yang bisa anda gunakan untuk mengecek kesiapan anda untuk memulai usaha anda sendiri.
Tabel 16.1. Checklist kesiapan memulai usaha

No
Kesiapan memulai usaha
YA
TIDAK
1
Sudahkah Anda memutuskan produk atau jasa apa yang
akan Anda jual?


2
Apakah Anda tahu siapa yang akan menjadi konsumen

Anda?


3
Apakah Anda sudah bertanya kepada calon konsumen

apa pendapat mereka mengenai toko, produk atau jasa yang Anda usulkan?


4
Apakah Anda tahu siapa yang akan menjadi pesaing

Anda?


5
Apakah Anda tahu berapa harga yang diberikan oleh

pesaing Anda?


6
Apakah Anda sudah memutuskan berapa harga yang

akan Anda berikan?


7
Apakah anda telah menemukan lokasi untuk bisnis

Anda?





8
Apakah Anda telah memutuskan distribusi yang seperti

apa yang akan Anda gunakan?


9
Apakah Anda telah memutuskan promosi macam apa

yang akan Anda gunakan?


10
Apakah Anda tahu berapa besar biaya yang akan

dikeluarkan untuk promosi Anda?


11
Sudahkah Anda memutuskan bentuk badan hukum yang

akan dimiliki bisni Anda?


12
Sudahkah Anda memutuskan staf yang akan dibutuhkan

bisnis Anda?


13
Apakah Anda mengetahui semua persyaratan hukum

untuk bisnis Anda?


14
Apakah Anda telah memutuskan asuransi apa yang akan

dibutuhkan bisnis Anda?


15
Tahukah Anda berapa besar biaya yang akan dihabiskan

untuk asuransi?


16
Apakah Anda telah menghitung berapa besar modal awal

yang dibutuhkan untuk memulai usaha Anda?


17
Sudahkah Anda mengumpulkan uang semua modal awal

yang dibutuhkan?


18
Sudahkah Anda membuat Rencana Penjualan dan Biaya?


19
Apakah Rencana Penjualan dan Biaya Anda

menunjukkan laba untuk tahun pertama dalam bisnis?


20
Apakah Anda telah membuat Rencana Arus Kas?


21
Apakah Rencana Arus Kas menunjukkan bahwa Anda

tidak akan kehabisan uang dalam enam bulan pertama?


22
Apakah Anda telah menemukan bantuan apa yang dapat

diperoleh dari organisasi pemerintahan dan non- pemerintah?




Jika anda telah selesai mengisi table diatas, sekarang hitung berapa banyak jawaban

Yadari pengisian table. Sebagai patokan, berikut interpretasinya.



Tabel 16.2. Patokan Interpretasi  kesiapan usaha

YA’
Interpretasi Kesiapan Usaha
22
Anda sangat siap dan dapat terus memulai bisnis Anda.
11-21
Anda harus kembali ke pertanyaan-pertanyaan dimana Anda menjawab tidak

dan mengerjakan aspek-aspek tersebut sampai Anda dapat menjawab Ya dengan jujur ke semua pertanyaan.
0-10
Akan menjadi sangat beresiko untuk memulai bisnis Anda. Anda harus

kembali dan mulai dari awal menyusun rencana. Mungkin anda perlu mengubah gagasan bisnis Anda.

Sumber. Anonymous. 2008. Mulai Bisnis Anda: Petunjuk. Edisi revisi. Jakarta: ILO (dengan sedikit adaptasi)

Sebagaimana sebuah perjalanan jauh yang dijalani tanpa persiapan yang memadai seringkali lebih banyak menimbulkan kesulitan yang tak perlu dan menguras energi sehingga dapat meningkatkan resiko kegagalan mencapai tujuan akhir perjalanan, demikian  pula  perjalanan  usaha  yang  dilakukan  tanpa  persiapan  akan  meningkatkan resiko   kegagalan   usaha Membua da memanfaatkan   checklist   persiapa usaha merupakan aktivitas yang tidak terlalu membutuhkan sumber daya yang besar, namun bernilai sangat besar bagi peningkatan peluang keberhasilan usaha sekaligus bagi pengeliminasian resiko kegagalan usaha.
Jika kita simak tabel checklist di atas, maka kita bisa kelompokkan daftar pertanyaan di dalam checklist di atas ke dalam 5 kelompok pertanyaan pengecekan, yaitu pertanyaan-pertanyaan yang ditujukan untuk mengecek :
1. Persiapan Produk (pertanyaan 1)

Produk, entah itu barang maupun jasa, merupakan jantung dari usaha. Oleh karen itu tak masuk akal jika membuka usaha tanpa memiliki produk apapun yang ditawarkan, lantas apa yang membuat orang lain mau menyerahkan uangnya kepada anda secara sukarela? Pengertian produk di sini jelas bukan hanya terbatas pada nama produk saja, namun produk dengan rincian spesifikasi seperti apa yang sudah anda persiapkan untuk ditawarkan kepada calon pelanggan.
Detil teknis ini sangat panting karena pertanyaan kesiapan itu bukanlah pertanyaan yang bersifat abstrak atau umum, namun pertanyaan yang bersifat konkret. Misalkan saja ketika seorang pembalap menanyakan kesiapan kendaraannya kepada


petugas mekaniknya, jawaban yang diminta oleh sang pembalap, adalah jawaban yang bersifat konkret bahwa mobilnya memang siap 100% secara kongkret, dan bukan "kira - kira 50% siap". Pertanyaan yang diajukan oleh sang pembalap, adalah pertanyaan yang harus dijawab oleh sang mekanik dengan segenap pengetahuannya yang detail mengenai kondisi mobil balap. Tak ada hal kecil yang terlewatkan saat menjawab "Ya, kondisi mobil 100% siap". Hal yang sama juga berlaku untuk pertanyaan   mengena persiapan   produk.   Saa memberikan   jawaban   terhadap pertanyaan tersebut, jawaban yang diberikan haruslah dilatarbelakangi oleh pengetahuan yang detil mengenai spesifikasi dari produk barang atau jasa yang ditawarkan.
2. Persiapan Pemasaran (pertanyaan 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10)

Sebuah usaha memproduksi barang atau jasa bukan untuk dikonsumsi sendiri, namun untuk mendapatkan pendapatan. Muara dari setiap usaha adalah aktivitas pembelian oleh konsumen. Di sinilah sumber kemakmuran sebuah usaha terletak.
Pemasaran merupakan usaha bagaimana semakin mendorong terciptanya kenaikan yang terus-menerus di dalam aktivitas pembelian oleh pelanggan. Mengecek persiapan pemasaran merupakan hal vital bagi usaha karena pemasaran merupakan aktivitas kunci untuk mendapatkan kemakmuran yang sebesar-besarnya. Jika hal ini terlewatkan, maka ada bahaya bahwa barang yang diproduksi akan menumpuk di gudang atau jasa yang ditawarkan sepi klien sehingga kemakmuran usaha tak akan tercapai.
Pada intinya, pertanyaan-pertanyaan yang diajukan berkaitan dengan kesiapan usaha anda untuk bersaing dengan pesaing-pesaing usaha untuk merebut preferensi konsumen atau calon konsumen. Kesiapan yang ditanyakan meliputi sejauh mana anda telah mengenal konsumen atau calon konsumen anda dan persepsinya terhadap baranatau  jasa  yang  anda  tawarkan  jika  dibandingkan  dengan  pesaing  anda, misalkan saja bagaimana perbandingan antara harga produk milik pesaing dan milik anda. Seluruh pertanyaan pengecekan persiapan pemasaran itu harus dijawab dengan berlatarbelakang kesadaran bahwa pertanyaan-pertanyaan itu sesungguhnya lebih ditujukan untuk mengetahui seberapa siap anda untuk bersaing memperebutkan pelanggan dan calon pelanggan di pasar.


3. Persiapan Kelembagaan (11, 12, 13)

Persiapan kelembagaan berhubungan dengan status badan hukum usaha, dengan sumber daya manusia, serta dengan peraturan hukum yang berlaku di dalam bidang usaha yang dijalani. Tujuan dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan ialah untuk  mengetahui  seberapa  kokoh  fondasi  kelembagaan  usaha  yananda  akan bangun. Pengertian kokoh di sini ialah ketangguhan organisasi di dalam menghadapi berbagai terpaan persoalan yang tidak berhubungan dengan persaingan usaha, namun dengan hal-hal eksternal dan internal yang bisa meruntuhkan organisasi.
Pertanyaan mengenai status badan hukum diajukan untuk mengetahui jalur pilihan badan hukum apa yang dijalani oleh organisasi usaha. Pertanyaan mengenai staf  berhubungan  dengan  siapa  yanakan  dijadikan  sebagai  bagian  intern  dari kekuatan organisasi. Pertanyaan mengenai peraturan hukum yang mengatur bidang usaha terkait dengan batas-batas apa yang boleh dan tak boleh dilakukan oleh organisasi usaha. Contoh kecil dari keharusan mengetahui peraturan hukum ini ialah ketika seorang wirausahawan ingin membuka usaha camilan, agar di kemudian hari camilannya tidak diklaim sebagai camilan yang tidak jelas kualitas dan keamanan produknya, maka sang wirausahawan harus mengetahui peraturan hukum yang terkait dengan penetapan kualitas dan keamanan produk makanan beserta seluk-beluk cara untuk mendapatkan label pengakuan sebagai makanan yang jempolan kualitas dan keamanan produknya.
4. Persiapan Permodalan (16, 17, 22)

Setiap usaha selalu membutuhkan modal, dengan modal tersebut maka roda usaha bisa berputar dan  pemasukan  bisa diperoleh. Ketiga pertanyaan  pada tabel kesiapan memulai usaha bertujuan untuk mengetahui bagaimana persiapan untuk menciptakan kontinuitas ketersediaan modal.
5. Persiapan Perencanaan Keuangan (14, 15, 18, 19, 20, 21)

Setelah persiapan kontinuitas modal diketahui, maka langkah terakhir ialah mengetahui seberapa siap anda untuk mengelola keuangan usaha dengan rapi dan teliti. Di sini lagi-lagi  kontinuitayang ditekankan. Ditambah juga dengan aspek kesiapan tindakan preventif terhadap setiap resiko musibah tak terduga seperti kebakaran, bencana alam dan sebagainya.


BAB III PENUTUP




3.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari makalah ini, yaitu :

1.   Memulai usaha penuh dengan tantangan, diataranya yaitu kenyataan tak selalu indah seperti apa yang dibayangkan (rancangan yang bagus belum tentu menghasilkan kenyataan yang bagus pula), ketatnya persaingan pasar, dan banyaknya hal tak terduga yang datang tiba-tiba. Untuk menghadapi tantangan tersebut maka diperlukan strategi yang benar.

2.   Agar  usaha  yang  akan  kita  mulai  tidak  mudah  mengalami  kegagalan  maka diperlukan strategi yang benar dalam memulai usaha. Adapun strategi yang harus dilakukan yaitu memulai usaha dari dan dengan asumsi yang benar, mengutamakan kepuasan konsumen dan yang paling penting yaitu membuat checklist kesiapan memulai usaha. Dengan melaksanakan strategi tersebut usaha yang kita bangun tidak akan mudah mengalami kebangkrutan atau kegagalan.

3.   Pembuatan checklist kesiapan memulai usaha bertujuan untuk mengecek semua hal yang diperlukan untuk memulai sebuah usaha, sehingga pembuatan checklist ini merupakan hal vital yang sangat penting dilakukan bagi seseorang yang baru akan memulai sebuah usaha. Checklist kesiapan usaha memiliki peran besar bagi peningkatan peluang keberhasilan usaha sekaligus bagi pengeliminasian resiko kegagalan usaha. Di dalam membuat checklist kesiapan memulai usaha ada 5 hal yang harus dicek secara umum, yaitu : Persiapan produk, Persiapan pemasaran, Persiapan kelembagaan, Persiapan permodalan, Persiapan perencanaan keuangan.



3.2.Saran

Adapun saran yang dapat penyusun sampaikan adalah dalam memulai usaha seorang wirausahawan  baru  haruslah  menerapkan  strategi   strategi  yang  benar  dan  membuat checklist kesiapan memulai usaha untuk menghadapi berbagai macam tantangan tak terduga yang akan dihadapi setelah terjun ke dalam usaha tersebut. Jika seorang wirausahawan telah mampu menerapkan strategi yang telah dipaparkan dan membuat checklist kesiapan memulai


usaha dengan benar, niscaya usaha yang ia jalankan dapat berjalan sesuai rencana dan mampu berkembang di dalam persaingan global.


DAFTAR PUSTAKA



Mubarok, Mufti. 2013. Manajemen Praktis Kewirausahaan. Jakarta: Indomedia


Anonymous. 2008. Mulai Bisnis Anda: Petunjuk. Edisi revisi. Jakarta: ILO (dengan sedikit adaptasi)

No comments:

Post a Comment

sitemap